Artikel

Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

oleh : AFRIZA DYAH KARTIKA, S.Pd

Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

OLEH:

Afriza Dyah Kartika, S.Pd

CGP. Angkatan 10 Provinsi DKI Jakarta


 

Kegiatan Pemantik:

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

 

·  Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

  Kutipan dari Bob Talbert ini menekankan pentingnya tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis seperti menghitung, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai dan prinsip yang lebih mendalam dan bermakna. Berikut adalah kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari:

1. Pendidikan Holistik

  Keterampilan Teknis vs. Nilai-Nilai: Mengajarkan anak menghitung adalah keterampilan teknis yang penting, tetapi mengajarkan mereka apa yang berharga dalam hidup adalah pendidikan holistik yang mencakup pengembangan karakter, moral, dan etika.

  Pembelajaran Berbasis Nilai: Proses pembelajaran yang Anda pelajari saat ini mungkin menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati dalam kurikulum.

 

2. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai

  Keputusan yang Bijaksana: Mengajarkan anak-anak untuk memahami apa yang benar-benar penting membantu mereka membuat keputusan yang bijaksana dan etis di masa depan.

  Refleksi dan Metakognisi: Proses pembelajaran yang Anda pelajari mungkin melibatkan refleksi dan metakognisi, di mana siswa diajak untuk merenungkan pengalaman mereka dan memahami nilai-nilai yang mendasari tindakan mereka.

 

3. Pendidikan Karakter

  Pengembangan Karakter: Selain keterampilan akademis, pendidikan karakter membantu siswa memahami dan menghargai nilai-nilai yang akan membimbing mereka dalam kehidupan sehari-hari.

  Pendidikan Hati: Seperti yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan akademis tetapi juga tentang pengembangan hati dan karakter.

 

4. Konteks Sosial dan Emosional

  Keterampilan Sosial dan Emosional: Mengajarkan anak-anak untuk menghargai apa yang penting juga melibatkan pengembangan keterampilan sosial dan emosional, seperti empati, kerja sama, dan komunikasi.

  Pembelajaran Kontekstual: Proses pembelajaran yang Anda pelajari mungkin menekankan pentingnya konteks sosial dan emosional dalam pendidikan, membantu siswa memahami dan menghargai peran mereka dalam masyarakat.

 

5. Implementasi di Sekolah

  Kurikulum Inklusif: Mengajarkan nilai-nilai yang berharga dapat diimplementasikan melalui kurikulum yang inklusif dan berkelanjutan, memastikan bahwa semua siswa mendapatkan pendidikan yang bermakna.

      Pemberdayaan Siswa: Membantu siswa memahami apa yang penting dalam hidup memberdayakan mereka untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

 

Dengan demikian, kutipan ini mengingatkan kita bahwa pendidikan yang baik tidak hanya tentang mengajarkan keterampilan teknis tetapi juga tentang membimbing siswa untuk memahami dan menghargai nilai-nilai yang akan membentuk mereka menjadi individu yang utuh dan bermakna.

 

 

·  Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

 

  Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan kita. Berikut adalah beberapa cara bagaimana nilai-nilai tersebut dapat mempengaruhi lingkungan:

1.  Menciptakan Lingkungan yang Inklusif dan Adil

  Kejujuran dan Integritas: Keputusan yang didasarkan pada kejujuran dan integritas menciptakan lingkungan yang transparan dan dapat dipercaya. Hal ini membangun kepercayaan di antara anggota komunitas dan menciptakan suasana yang kondusif untuk kolaborasi.

  Keadilan dan Kesetaraan: Mengutamakan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan dalam pengambilan keputusan memastikan bahwa semua individu diperlakukan dengan adil dan memiliki kesempatan yang sama. Ini membantu menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis.

 

2.  Mendorong Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

  Tanggung Jawab: Keputusan yang mempertimbangkan tanggung jawab sosial dan lingkungan membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat. Misalnya, memilih praktik bisnis yang ramah lingkungan dapat mengurangi dampak negatif terhadap alam.

  Empati dan Kepedulian: Nilai-nilai empati dan kepedulian mendorong individu untuk mempertimbangkan dampak keputusan mereka terhadap orang lain dan lingkungan. Ini dapat menciptakan komunitas yang lebih peduli dan suportif.

 

3.  Membangun Budaya Positif dan Produktif

  Kerja Sama dan Kolaborasi: Nilai-nilai yang mendorong kerja sama dan kolaborasi membantu menciptakan lingkungan kerja atau belajar yang produktif dan harmonis. Ini memungkinkan individu untuk bekerja bersama menuju tujuan bersama dengan lebih efektif.

  Inovasi dan Kreativitas: Menghargai nilai-nilai inovasi dan kreativitas dalam pengambilan keputusan dapat mendorong lingkungan yang dinamis dan adaptif, di mana ide-ide baru dihargai dan diterapkan untuk perbaikan berkelanjutan.

 

4.  Meningkatkan Kesejahteraan dan Kualitas Hidup

  Kesejahteraan: Keputusan yang mempertimbangkan kesejahteraan individu dan komunitas dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Misalnya, kebijakan yang mendukung kesehatan mental dan fisik akan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bahagia.

  Pemberdayaan: Nilai-nilai yang mendukung pemberdayaan individu membantu menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa dihargai dan memiliki kesempatan untuk berkembang. Ini dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja atau belajar.

 

  Dengan demikian, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan tidak hanya mempengaruhi hasil keputusan itu sendiri, tetapi juga membentuk lingkungan di sekitar kita menjadi lebih baik dan lebih berkelanjutan.

 

·  Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran peserta didik, dalam pengambilan keputusan Anda?

  Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya memiliki peran penting dalam membentuk pengalaman belajar peserta didik melalui pengambilan keputusan yang bijaksana dan berpihak pada peserta didik. Berikut adalah beberapa cara bagaimana saya dapat berkontribusi:

1.  Mengutamakan Pembelajaran Berdiferensiasi

  Pendekatan Individual: Memahami kebutuhan dan potensi setiap peserta didik, serta menyesuaikan metode pengajaran agar sesuai dengan gaya belajar mereka.

 

2.  Menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional

  Pengembangan Emosional: Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial dan emosional seperti empati, kerja sama, dan pengelolaan stres serta menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung, di mana peserta didik merasa dihargai dan didengar.

 

3.  Mengambil Keputusan Berbasis Nilai

  Nilai Kebajikan: Mengambil keputusan yang mencerminkan nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Selalu mempertimbangkan kepentingan terbaik peserta didik dalam setiap keputusan yang diambil.

 

4.  Mendorong Partisipasi Aktif Peserta didik

  Keterlibatan Peserta didik: Melibatkan peserta didik dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka, sehingga mereka merasa memiliki suara dan tanggung jawab dalam pembelajaran mereka serta mendorong proyek-proyek kolaboratif yang memungkinkan peserta didik untuk bekerja sama dan belajar dari satu sama lain.

 

5.  Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran

  Alat Digital: Menggunakan alat dan platform digital untuk memperkaya pengalaman belajar dan memberikan akses ke sumber daya yang lebih luas. Menerapkan metode pembelajaran interaktif yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi peserta didik.

 

6.  Refleksi dan Evaluasi Berkelanjutan

  Refleksi Diri: Mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi diri terhadap proses belajar mereka dan memahami kekuatan serta area yang perlu diperbaiki. Melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap metode pengajaran dan hasil belajar untuk memastikan bahwa pendekatan yang digunakan efektif dan relevan.

 

  Dengan mengadopsi pendekatan-pendekatan ini, saya dapat menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, inklusif, dan berpusat pada peserta didik, yang pada akhirnya akan membantu mereka berkembang secara akademis, sosial, dan emosional.

 

· Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

  Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

 

  Kutipan dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel ini menekankan bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk perilaku etis manusia. Berikut adalah pendapat saya tentang bagaimana kutipan ini berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini:

1. Pendidikan Holistik

·  Pengembangan Karakter: Modul ini mungkin menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan moral. Ini sejalan dengan pandangan Hegel bahwa pendidikan adalah seni untuk membuat manusia berperilaku etis.

·  Nilai-Nilai Kebajikan: Proses pembelajaran yang Anda alami mungkin melibatkan pengajaran nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab, yang semuanya berkontribusi pada perilaku etis.

2. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai

·  Keputusan Etis: Dalam modul ini, Anda mungkin belajar tentang pentingnya mengambil keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai etis. Ini mencakup mempertimbangkan dampak keputusan terhadap orang lain dan lingkungan, serta memastikan bahwa keputusan tersebut mencerminkan prinsip-prinsip moral yang baik.

·  Refleksi dan Metakognisi: Proses refleksi dan metakognisi yang diajarkan dalam modul ini membantu Anda memahami dan mengevaluasi keputusan Anda berdasarkan nilai-nilai etis, sehingga Anda dapat terus memperbaiki proses pengambilan keputusan Anda.

3. Pembelajaran Sosial dan Emosional

·  Empati dan Kepedulian: Pendidikan yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional membantu murid untuk memahami dan menghargai perasaan serta perspektif orang lain. Ini adalah bagian penting dari perilaku etis.

·  Lingkungan yang Mendukung: Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif memungkinkan murid untuk merasa aman dan dihargai, yang pada gilirannya mendorong mereka untuk berperilaku etis.

4. Implementasi di Sekolah

·  Kurikulum Inklusif: Mengintegrasikan nilai-nilai etis dalam kurikulum memastikan bahwa semua murid mendapatkan pendidikan yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter mereka.

·  Pemberdayaan Murid: Memberikan murid kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan proyek kolaboratif membantu mereka memahami pentingnya nilai-nilai etis dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pendidikan sebagai Proses Pembebasan

·  Pembebasan dari Ketidakadilan: Pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai etis membantu membebaskan individu dari ketidakadilan dan penindasan, serta mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.

·  Pendidikan Hati: Seperti yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang juga menyentuh hati dan membentuk karakter, bukan hanya mengisi otak dengan pengetahuan.

 

Dengan demikian, kutipan Hegel ini mengingatkan kita bahwa tujuan akhir dari pendidikan adalah untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berperilaku etis dan bermoral. 

 

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi)

·  Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?

 

  Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan erat dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin, terutama dalam konteks pendidikan. Berikut adalah penjelasannya:

1.  Ing Ngarso Sung Tuladha (Di Depan Memberi Teladan)

·  Teladan dalam Keputusan: Sebagai pemimpin, memberikan teladan yang baik adalah suatu kewajiban dan merupakan kunci. Keputusan yang diambil haruslah mencerminkan integritas, kejujuran, dan etika yang tinggi serta menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak yang sama.

·  Pengaruh Positif: Dengan menjadi teladan, pemimpin dapat mempengaruhi lingkungan kerja atau belajar secara positif, menciptakan budaya yang mendukung nilai-nilai kebajikan dan profesionalisme.

 

2.  Ing Madya Mangun Karsa (Di Tengah Membangun Semangat)

·  Motivasi dan Dukungan: Pemimpin harus mampu membangun semangat dan motivasi di antara anggota tim atau murid. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan bagaimana hal tersebut dapat memotivasi dan memberdayakan orang lain.

·  Kolaborasi dan Partisipasi: Dengan berada di tengah, pemimpin dapat mendorong kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak, memastikan bahwa setiap suara didengar dan dihargai dalam proses pengambilan keputusan.

 

3. Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberikan Dorongan)

·  Dukungan Berkelanjutan: Pemimpin harus memberikan dukungan berkelanjutan kepada tim atau murid, memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya dan bimbingan yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka.

·  Pemberdayaan: Keputusan yang diambil harus memberdayakan individu untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka, memberikan dorongan dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk sukses.

 

Implementasi dalam Pengambilan Keputusan

·  Nilai-Nilai Kebajikan: Pengambilan keputusan harus selalu berpihak pada nilai-nilai kebajikan seperti keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab. Ini memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya efektif tetapi juga etis.

·  Refleksi dan Evaluasi: Pemimpin harus terus melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keputusan yang diambil, memastikan bahwa keputusan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip Pratap Triloka dan memberikan dampak positif bagi semua pihak yang terlibat.

 

Dengan menerapkan filosofi Pratap Triloka dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, adil, dan mendukung, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan kesejahteraan semua anggota komunitas.

 

·  Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

  Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang guru sangat berpengaruh terhadap prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan keputusan. Berikut adalah beberapa cara bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi keputusan:

 

1.  Kejujuran dan Integritas

  Keputusan yang Transparan: Guru yang menjunjung tinggi nilai kejujuran akan selalu berusaha untuk membuat keputusan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini menciptakan lingkungan yang penuh kepercayaan dan keterbukaan.

  Integritas dalam Tindakan: Nilai integritas memastikan bahwa keputusan yang diambil konsisten dengan kata-kata dan tindakan guru, sehingga murid dapat melihat contoh nyata dari perilaku etis.

 

2.  Empati dan Kepedulian

  Keputusan yang Berpihak pada Murid: Guru yang memiliki empati akan selalu mempertimbangkan dampak keputusan terhadap kesejahteraan murid. Ini memastikan bahwa keputusan yang diambil berpihak pada kepentingan terbaik murid.

  Lingkungan yang Mendukung: Kepedulian terhadap murid menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif, di mana setiap murid merasa dihargai dan didengar.

 

3.  Tanggung Jawab dan Profesionalisme

  Keputusan yang Bertanggung Jawab: Guru yang bertanggung jawab akan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan standar profesionalisme yang tinggi1.

  Komitmen terhadap Kualitas: Nilai profesionalisme mendorong guru untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap keputusan, memastikan kualitas pembelajaran yang tinggi.

 

4.  Kolaborasi dan Kerja Sama

  Keputusan yang Inklusif: Guru yang menghargai kolaborasi akan melibatkan berbagai pihak dalam proses pengambilan keputusan, memastikan bahwa setiap suara didengar dan dipertimbangkan.

  Budaya Kerja Sama: Nilai kerja sama menciptakan budaya di mana guru dan murid bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

 

5.  Inovasi dan Kreativitas

  Keputusan yang Inovatif: Guru yang menghargai inovasi akan selalu mencari cara-cara baru dan kreatif untuk meningkatkan proses pembelajaran, memastikan bahwa murid mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan relevan1.

  Adaptasi terhadap Perubahan: Nilai kreativitas memungkinkan guru untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan baru, memastikan bahwa keputusan yang diambil selalu relevan dan efektif2.

 

  Dengan demikian, nilai-nilai yang tertanam dalam diri guru memainkan peran penting dalam membentuk prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai ini tidak hanya mempengaruhi keputusan itu sendiri, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung bagi murid.

 

·  Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

  Materi pengambilan keputusan dan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator memiliki hubungan yang erat dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa cara bagaimana keduanya saling berkaitan dan mendukung:

1. Evaluasi dan Refleksi

·  Umpan Balik Konstruktif: Sesi coaching memberikan kesempatan bagi pendamping atau fasilitator untuk memberikan umpan balik konstruktif terhadap keputusan yang telah diambil. Ini membantu dalam mengevaluasi efektivitas keputusan tersebut dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

·  Refleksi Diri: Coaching mendorong refleksi diri, di mana Anda dapat merenungkan proses pengambilan keputusan, mempertimbangkan apa yang berhasil dan apa yang tidak, serta memahami alasan di balik setiap keputusan.

 

2. Pengembangan Keterampilan Pengambilan Keputusan

·  Pertanyaan yang Menantang: Fasilitator dapat mengajukan pertanyaan yang menantang untuk membantu Anda memikirkan berbagai opsi dan konsekuensi dari setiap keputusan. Ini membantu dalam mengembangkan keterampilan analitis dan kritis.

·  Simulasi dan Studi Kasus: Melalui coaching, Anda dapat berpartisipasi dalam simulasi dan studi kasus yang meniru situasi nyata. Ini memberikan pengalaman praktis dalam pengambilan keputusan dan membantu mengasah keterampilan tersebut.

 

3. Pendekatan Berbasis Nilai

·  Nilai-Nilai Kebajikan: Coaching membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Ini memastikan bahwa keputusan tersebut tidak hanya efektif tetapi juga etis.

·  Konsistensi dengan Prinsip-Prinsip: Fasilitator dapat membantu Anda mengevaluasi apakah keputusan yang diambil konsisten dengan prinsip-prinsip yang dianut, seperti filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka.

 

4. Mengatasi Keraguan dan Pertanyaan

·  Diskusi Terbuka: Sesi coaching menyediakan ruang untuk diskusi terbuka, di mana Anda dapat mengajukan pertanyaan dan mengatasi keraguan yang mungkin muncul terkait keputusan yang telah diambil3.

·  Dukungan Emosional: Coaching juga memberikan dukungan emosional, membantu Anda merasa lebih percaya diri dan yakin dengan keputusan yang diambil.

 

5. Peningkatan Berkelanjutan

·  Pembelajaran Berkelanjutan: Melalui coaching, Anda dapat terus belajar dan meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan. Ini memastikan bahwa Anda selalu siap menghadapi tantangan baru dan membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.

·  Penyesuaian dan Adaptasi: Coaching membantu Anda untuk menyesuaikan dan mengadaptasi pendekatan pengambilan keputusan berdasarkan umpan balik dan pengalaman sebelumnya.

 

Dengan demikian, kegiatan coaching memainkan peran penting dalam mendukung dan meningkatkan proses pengambilan keputusan. Ini membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil efektif, etis, dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.

 

·  Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

  Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Berikut adalah beberapa cara bagaimana kemampuan ini mempengaruhi pengambilan keputusan:

 

1.  Kesadaran Diri dan Refleksi

  Kesadaran Emosional: Guru yang memiliki kesadaran emosional yang tinggi dapat mengenali dan memahami emosi mereka sendiri. Ini membantu mereka untuk tetap tenang dan objektif saat menghadapi situasi yang menantang.

  Refleksi Diri: Kemampuan untuk merenungkan tindakan dan keputusan sebelumnya memungkinkan guru untuk belajar dari pengalaman dan membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.

 

2.  Empati dan Kepedulian

  Pertimbangan Terhadap Orang Lain: Guru yang empatik dapat memahami perspektif dan perasaan orang lain, yang sangat penting dalam membuat keputusan yang adil dan etis. Ini membantu dalam mempertimbangkan dampak keputusan terhadap semua pihak yang terlibat.

  Lingkungan yang Mendukung: Dengan menunjukkan kepedulian dan empati, guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif, di mana semua murid merasa dihargai dan didengar.

 

3.  Pengelolaan Stres dan Konflik

  Pengelolaan Stres: Guru yang mampu mengelola stres dengan baik dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan tidak terburu-buru, bahkan dalam situasi yang penuh tekanan.

  Resolusi Konflik: Kemampuan untuk mengelola konflik secara efektif membantu guru dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif dan etis, menghindari keputusan yang dapat memperburuk situasi.

 

4.  Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai

  Nilai-Nilai Kebajikan: Guru yang memiliki nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab akan selalu mempertimbangkan aspek etis dalam setiap keputusan yang diambil.

  Konsistensi dengan Prinsip-Prinsip: Keputusan yang diambil harus konsisten dengan prinsip-prinsip etika dan moral yang dianut, memastikan bahwa keputusan tersebut tidak hanya efektif tetapi juga benar secara moral.

 

5.  Dukungan dari Coaching

  Umpan Balik Konstruktif: Sesi coaching dapat memberikan umpan balik yang membantu guru untuk mengevaluasi dan memperbaiki keputusan mereka, memastikan bahwa keputusan tersebut sesuai dengan nilai-nilai etis.

  Refleksi dan Evaluasi: Coaching juga mendorong refleksi dan evaluasi berkelanjutan, membantu guru untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan mereka.

 

  Dengan demikian, kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Ini memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya efektif tetapi juga adil dan etis

 

·  Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

  Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika sangat penting dalam pendidikan karena membantu pendidik dan murid memahami dan menerapkan nilai-nilai yang dianut dalam pengambilan keputusan. Berikut adalah beberapa cara bagaimana pembahasan studi kasus ini kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik:

 

1.  Pengenalan Nilai-Nilai Pendidik

  Kejujuran dan Integritas: Dalam pembahasan studi kasus, pendidik dapat menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam setiap keputusan yang diambil. Ini membantu murid memahami bahwa keputusan yang baik harus didasarkan pada prinsip-prinsip etis yang kuat.

  Empati dan Kepedulian: Pendidik dapat menunjukkan bagaimana empati dan kepedulian terhadap orang lain mempengaruhi pengambilan keputusan yang adil dan manusiawi. Ini membantu murid mengembangkan kemampuan untuk mempertimbangkan perasaan dan perspektif orang lain.

 

2.  Analisis Dilema Etika

  Identifikasi Nilai-Nilai yang Bertentangan: Studi kasus sering kali melibatkan dilema etika di mana nilai-nilai yang berbeda mungkin bertentangan. Pendidik dapat membantu murid mengidentifikasi nilai-nilai yang relevan dan mempertimbangkan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi keputusan yang diambil.

  Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai: Dengan menganalisis dilema etika, murid belajar bagaimana membuat keputusan yang konsisten dengan nilai-nilai mereka sendiri dan nilai-nilai yang dianut oleh komunitas mereka.

 

3.  Refleksi dan Diskusi

  Refleksi Diri: Pembahasan studi kasus mendorong murid untuk merenungkan nilai-nilai mereka sendiri dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi keputusan mereka. Ini membantu dalam pengembangan kesadaran diri dan pemahaman yang lebih dalam tentang etika.

  Diskusi Kelompok: Diskusi kelompok tentang studi kasus memungkinkan murid untuk berbagi perspektif mereka dan belajar dari satu sama lain. Ini memperkaya pemahaman mereka tentang bagaimana nilai-nilai yang berbeda dapat diterapkan dalam situasi yang kompleks.

 

4.  Penerapan dalam Kehidupan Nyata

  Simulasi dan Role-Playing: Pendidik dapat menggunakan simulasi dan role-playing untuk membantu murid menerapkan nilai-nilai etis dalam situasi kehidupan nyata. Ini memberikan pengalaman praktis dalam pengambilan keputusan yang etis.

  Studi Kasus Kontekstual: Menggunakan studi kasus yang relevan dengan konteks kehidupan murid membantu mereka melihat bagaimana nilai-nilai etis dapat diterapkan dalam situasi sehari-hari.

 

5.  Pengembangan Karakter

  Pembentukan Karakter: Pembahasan studi kasus membantu dalam pembentukan karakter murid dengan menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Ini membantu murid menjadi individu yang berintegritas dan siap menghadapi tantangan etis di masa depan.

  Pendidikan Holistik: Dengan mengintegrasikan nilai-nilai etis dalam pembelajaran, pendidik membantu murid mengembangkan pemahaman yang holistik tentang pendidikan yang mencakup aspek akademis, sosial, dan moral.

 

  Dengan demikian, pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika membantu pendidik dan murid untuk kembali kepada nilai-nilai yang dianut, memastikan bahwa keputusan yang diambil selalu konsisten dengan prinsip-prinsip etis yang kuat.

 

·  Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

  Pengambilan keputusan yang tepat memiliki dampak yang signifikan terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Berikut adalah beberapa cara bagaimana keputusan yang tepat dapat mencapai hal tersebut:

 

1.  Membangun Kepercayaan dan Transparansi

  Keputusan yang Transparan: Keputusan yang diambil secara transparan dan terbuka membangun kepercayaan di antara anggota komunitas. Ketika orang merasa bahwa proses pengambilan keputusan adil dan jelas, mereka lebih cenderung merasa aman dan nyaman.

  Komunikasi yang Jelas: Menyampaikan alasan di balik setiap keputusan dengan jelas membantu mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan rasa percaya di antara semua pihak yang terlibat.

 

2.  Mendorong Partisipasi dan Inklusivitas

  Keterlibatan Semua Pihak: Mengambil keputusan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk murid, guru, dan orang tua, memastikan bahwa semua suara didengar dan dihargai. Ini menciptakan lingkungan yang inklusif dan kondusif.

  Kolaborasi dan Kerja Sama: Keputusan yang mendorong kolaborasi dan kerja sama membantu membangun hubungan yang kuat dan harmonis di antara anggota komunitas.

 

3.  Mengutamakan Kesejahteraan dan Keamanan

  Keputusan yang Berpihak pada Kesejahteraan: Keputusan yang mempertimbangkan kesejahteraan fisik dan mental semua pihak menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Ini termasuk kebijakan yang mendukung kesehatan mental, keselamatan fisik, dan kesejahteraan emosional.

  Lingkungan yang Mendukung: Keputusan yang menciptakan lingkungan yang mendukung dan ramah membantu semua individu merasa dihargai dan didukung, yang pada gilirannya meningkatkan rasa aman dan nyaman.

 

4.  Mengatasi Konflik dengan Bijaksana

  Resolusi Konflik yang Efektif: Keputusan yang diambil untuk mengatasi konflik dengan cara yang bijaksana dan adil membantu menjaga harmoni dan mengurangi ketegangan di lingkungan kerja atau belajar.

  Pendekatan Proaktif: Mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegah konflik dan masalah potensial sebelum mereka berkembang menjadi masalah besar membantu menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan kondusif.

 

5.  Mendorong Pengembangan dan Inovasi

  Keputusan yang Mendukung Inovasi: Keputusan yang mendorong inovasi dan pengembangan membantu menciptakan lingkungan yang dinamis dan adaptif, di mana setiap individu merasa termotivasi untuk berkontribusi dan berkembang.

  Pembelajaran Berkelanjutan: Keputusan yang mendukung pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan profesional membantu menciptakan lingkungan yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas pendidikan.

 

Dengan demikian, pengambilan keputusan yang tepat tidak hanya mempengaruhi hasil keputusan itu sendiri tetapi juga membentuk lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat

 

·  Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Menghadapi dilema etika dalam pengambilan keputusan memang menantang, terutama dalam lingkungan yang dinamis dan terus berubah. Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin dihadapi serta kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda:

1. Perbedaan Nilai dan Perspektif

·  Tantangan: Setiap individu dalam komunitas mungkin memiliki nilai dan perspektif yang berbeda. Ini bisa menyebabkan konflik ketika nilai-nilai tersebut bertentangan dalam pengambilan keputusan.

·  Perubahan Paradigma: Dengan perubahan paradigma yang lebih inklusif dan kolaboratif, penting untuk menciptakan ruang di mana semua suara didengar dan dihargai, serta mencari titik temu yang dapat diterima oleh semua pihak.

 

2. Tekanan Sosial dan Budaya

·      Tantangan: Tekanan dari norma sosial dan budaya yang ada dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, terutama jika keputusan tersebut bertentangan dengan kebiasaan atau tradisi yang sudah lama ada.

·      Perubahan Paradigma: Mengadopsi paradigma yang lebih terbuka dan progresif dapat membantu mengatasi tekanan ini, dengan mendorong pemikiran kritis dan inovasi dalam menghadapi dilema etika.

 

3. Keterbatasan Sumber Daya

·      Tantangan: Keterbatasan sumber daya, baik itu waktu, dana, atau tenaga, dapat membatasi kemampuan untuk mengambil keputusan yang ideal dalam menghadapi dilema etika.

·      Perubahan Paradigma: Paradigma yang lebih efisien dan berfokus pada solusi kreatif dapat membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada, sehingga tetap memungkinkan pengambilan keputusan yang etis.

 

4. Kurangnya Dukungan dan Pelatihan

·      Tantangan: Kurangnya dukungan dan pelatihan dalam pengambilan keputusan etis dapat membuat individu merasa tidak siap atau tidak yakin dalam menghadapi dilema etika.

·      Perubahan Paradigma: Dengan perubahan paradigma yang menekankan pentingnya pelatihan dan dukungan berkelanjutan, individu dapat lebih siap dan percaya diri dalam mengambil keputusan yang etis.

 

5. Kompleksitas Masalah

·      Tantangan: Dilema etika sering kali melibatkan masalah yang kompleks dan multifaset, yang memerlukan pertimbangan mendalam dan analisis yang cermat.

·      Perubahan Paradigma: Mengadopsi pendekatan yang lebih holistik dan sistemik dapat membantu dalam memahami dan mengatasi kompleksitas masalah, serta memastikan bahwa keputusan yang diambil mempertimbangkan semua aspek yang relevan.

 

6. Resistensi terhadap Perubahan

·      Tantangan: Resistensi terhadap perubahan dari individu atau kelompok yang merasa nyaman dengan status quo dapat menghambat pengambilan keputusan yang inovatif dan etis.

·      Perubahan Paradigma: Mendorong budaya yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan dapat membantu mengurangi resistensi dan memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih baik.

 

Dengan memahami dan mengatasi tantangan-tantangan ini, serta mengadopsi perubahan paradigma yang lebih inklusif, kolaboratif, dan progresif, Anda dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pengambilan keputusan yang etis dan efektif.

 

·  Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan peserta didik-peserta didik kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi peserta didik kita yang berbeda-beda?

  Pengambilan keputusan yang tepat sangat berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan peserta didik. Berikut adalah beberapa cara bagaimana keputusan yang diambil dapat mendukung pembelajaran yang memerdekakan dan bagaimana memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi peserta didik yang berbeda-beda:

1. Pengajaran yang Memerdekakan

·  Kebebasan Berpikir: Keputusan yang mendukung kebebasan berpikir dan berekspresi membantu peserta didik merasa lebih merdeka dalam mengeksplorasi ide-ide mereka. Ini mendorong kreativitas dan inovasi.

·  Pembelajaran Berpusat pada Murid: Keputusan yang menempatkan murid sebagai pusat pembelajaran memastikan bahwa kebutuhan dan minat mereka diperhatikan. Ini membantu mereka merasa lebih terlibat dan termotivasi.

·  Pemberdayaan Murid: Keputusan yang memberdayakan murid untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri membantu mereka mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri.

 

2. Menentukan Pembelajaran yang Tepat untuk Potensi Berbeda

·  Pendekatan Berdiferensiasi: Menggunakan pendekatan pembelajaran yang berdiferensiasi memungkinkan guru untuk menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing murid. Ini bisa mencakup variasi dalam materi, kegiatan, dan penilaian.

·  Penilaian Formatif: Melakukan penilaian formatif secara berkala membantu guru memahami kemajuan dan kebutuhan individu murid. Ini memungkinkan penyesuaian strategi pengajaran untuk mendukung perkembangan mereka.

·  Penggunaan Teknologi: Teknologi dapat digunakan untuk menyediakan sumber daya dan alat yang sesuai dengan gaya belajar dan minat murid. Misalnya, platform pembelajaran online dapat menawarkan konten yang dipersonalisasi.

·  Kolaborasi dengan Murid: Melibatkan murid dalam proses pengambilan keputusan tentang pembelajaran mereka sendiri membantu memastikan bahwa metode yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Ini juga meningkatkan rasa tanggung jawab dan keterlibatan mereka.

·  Pembelajaran Berbasis Proyek: Metode pembelajaran berbasis proyek memungkinkan murid untuk bekerja pada proyek yang relevan dengan minat dan potensi mereka. Ini memberikan kesempatan untuk eksplorasi mendalam dan pengembangan keterampilan praktis.

 

3. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung

·  Lingkungan yang Inklusif: Keputusan yang menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung memastikan bahwa semua murid merasa dihargai dan didukung. Ini penting untuk memerdekakan mereka dalam proses belajar.

·  Dukungan Emosional: Keputusan yang memperhatikan kesejahteraan emosional murid membantu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, di mana mereka merasa bebas untuk bereksplorasi dan belajar.

 

4. Refleksi dan Evaluasi Berkelanjutan

·  Refleksi Diri: Mendorong murid untuk melakukan refleksi diri terhadap proses belajar mereka membantu mereka memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki. Ini juga membantu mereka mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

·  Evaluasi Berkelanjutan: Melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap metode pengajaran dan hasil belajar membantu memastikan bahwa pendekatan yang digunakan efektif dan relevan.

 

Dengan demikian, pengambilan keputusan yang tepat dapat mendukung pengajaran yang memerdekakan peserta didik dan memastikan bahwa pembelajaran yang diberikan sesuai dengan potensi dan kebutuhan individu mereka.

 

·  Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan peserta didik-peserta didiknya?

  Seorang pemimpin pembelajaran, seperti guru atau kepala sekolah, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masa depan peserta didik. Keputusan yang mereka ambil dapat berdampak besar pada kehidupan dan perkembangan peserta didik. Berikut beberapa cara bagaimana keputusan tersebut dapat mempengaruhi peserta didik:

1.   Memberikan Teladan: Seorang pemimpin pembelajaran yang bijaksana akan menjadi teladan bagi peserta didiknya. Keputusan yang diambil dengan integritas dan keadilan akan mengajarkan nilai-nilai positif kepada peserta didik.

 

2.   Membangun Lingkungan Belajar yang Positif: Keputusan terkait kurikulum, metode pengajaran, dan manajemen kelas dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Lingkungan yang positif akan membantu peserta didik merasa aman dan termotivasi untuk belajar.

 

3.   Mengembangkan Potensi Peserta Didik: Keputusan yang berfokus pada pengembangan minat dan bakat peserta didik akan membantu mereka mencapai potensi maksimalnya. Ini termasuk memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan proyek-proyek kreatif.

 

4.   Menyediakan Dukungan Emosional: Keputusan untuk menyediakan dukungan emosional dan konseling dapat membantu peserta didik mengatasi tantangan pribadi dan akademik. Ini penting untuk kesejahteraan mental dan emosional mereka.

 

5.   Mendorong Kemandirian dan Tanggung Jawab: Keputusan yang mendorong peserta didik untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri akan membantu mereka menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab di masa depan.

 

Dengan demikian, seorang pemimpin pembelajaran yang bijaksana dan berkomitmen dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada kehidupan dan masa depan peserta didiknya.

 

 

·  Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

  Kesimpulan akhir dari pembelajaran modul ini, terutama dalam konteks pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, menekankan pentingnya nilai-nilai kebajikan dan etika dalam setiap keputusan yang diambil. Berikut beberapa poin utama yang dapat disimpulkan:

1.   Pentingnya Nilai-Nilai Kebajikan: Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan seperti keadilan, integritas, dan empati. Nilai-nilai ini membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya efektif tetapi juga bermoral.

 

2.   Keterkaitan dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara: Filosofi Ki Hajar Dewantara, seperti “Ing ngarso sung tulodo” (di depan memberi teladan), “Ing madyo mangun karsa” (di tengah membangun semangat), dan “Tut wuri handayani” (di belakang memberi dorongan), sangat relevan dalam konteks pengambilan keputusan. Filosofi ini menekankan pentingnya pemimpin untuk menjadi teladan, membangun semangat, dan mendukung peserta didik.

 

3.   Pengaruh Nilai-Nilai Pribadi: Nilai-nilai yang tertanam dalam diri pemimpin sangat mempengaruhi prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai ini membantu pemimpin bertindak konsisten dan menjaga integritas pribadi.

 

4.   Peran Coaching dan Bimbingan: Kegiatan coaching dan bimbingan yang diberikan oleh fasilitator sangat penting dalam proses pembelajaran. Coaching membantu pemimpin untuk merefleksikan keputusan yang telah diambil, mengevaluasi efektivitasnya, dan memperbaiki proses pengambilan keputusan di masa depan.

 

5.   Keterkaitan dengan Modul-Modul Sebelumnya: Pembelajaran ini memperluas pemahaman tentang bagaimana individu membuat keputusan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut. Modul-modul sebelumnya yang membahas tentang etika, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip kepemimpinan memberikan dasar yang kuat untuk memahami dan menerapkan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan.

 

  Dengan demikian, pembelajaran ini memberikan wawasan yang komprehensif tentang pentingnya nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam konteks kepemimpinan pembelajaran.

 

·  Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

  Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang saya temui nanti. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.

 

·  Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

  Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya berkomunikasi dengan pihak terkait seperti rekan sejawat dan kepala sekolah, dengan pembicaraan yang mengalir begitu saja. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati – hati dan tidak terburu – buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing – masing.

 

·  Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

  Perubahan terbesar yang saya alami yaitu :
1. Berhati – hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.
2. Mempunyai pola yang teratur dalam menganalisa sebuah masalah
3. Meningkatnya empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain

 

·  Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

  Sangat penting karena saya semakin berkembang menjadi lebih baik dan sebagai seorang pemimpin nantinya saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab dengan setiap keputusan yang saya ambil.